Pernahkah kamu memperhatikan stiker yang bergambar cangkir lalu di tengahnya terdapat retakan yang berbentuk seperti petir? Nah, itu adalah visualisasi fragile yang sering muncul di industri logistik. Tapi sebenarnya untuk apa itu fragile dalam logistik? apa saja contohnya, dan bagaimana cara mengemas serta mengirim barang fragile ini agar aman sampai tujuan?
Nah, kebetulan sekali karena dalam artikel berikut akan dibahas secara komprehensif agar kamu bisa mengirim barang fragile dengan aman dan tepat. Tanpa berlama-lama, yuk langsung saja menuju ke pembahasan.
Apa itu Barang Fragile?
Fragile adalah istilah bahasa Inggris yang berarti rapuh atau mudah pecah. Dalam konteks logistik, barang fragile adalah jenis barang yang rentan rusak, pecah, atau mengalami kerusakan fisik saat proses pengiriman jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Baca juga: Paket Hilang atau Rusak? Ini Cara Klaim Paket di Lion Parcel
Jenis barang ini memerlukan perlakuan khusus agar terlindung selama proses pengirimannya. Kenapa? agar barang pecah belah ini selamat selama pengiriman begitu juga kurir yang mengantarkannya ke alamat tujuan. Biasanya untuk membedakan dengan paket biasa, akan ada label khusus yang bertuliskan “FRAGILE” atau “HANDLE WITH CARE’ agar kurir atau pihak jasa pengiriman barang bisa berhati-hati.
Contoh Barang Fragile
Kategori barang fragile cukup luas, dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam skala bisnis. Berikut beberapa contoh barang yang termasuk kategori fragile:
- Barang pecah belah: seperti gelas, piring, vas bunga, mangkuk keramik, dan peralatan makan dari kaca atau porselen.
- Elektronik: smartphone, laptop, tablet, TV, kamera, dan alat elektronik lainnya.
- Peralatan rumah tangga: blender, rice cooker, dispenser, microwave dan furnitur.
- Perhiasan dan aksesoris: termasuk jam tangan, kalung, anting, atau barang berharga kecil lainnya.
- Karya seni: lukisan dengan bingkai kaca, patung, atau kerajinan tangan dari bahan rapuh.
- Kosmetik dan parfum: terutama yang dikemas dalam botol kaca atau wadah yang mudah bocor.
- Alat Laboratorium: gelas kimia, gelas ukur, termos, termometer, tabung Erlenmeyer, dan lainnya.
- Alat Musik: gitar, piano, biola, saksofon, keyboard, dan lainnya
Meskipun bentuknya beragam, semua barang di atas memiliki satu kesamaan: perlu perlakuan ekstra agar tidak rusak selama pengiriman.
Lihat postingan ini di Instagram
Penyebab Rusaknya Pengiriman Barang Fragile
Mengirim barang pecah belah memang bukanlah pekerjaan yang mudah, jika dibandingkan dengan barang biasa. Nah, berikut ini ada beberapa penyebab rusaknya barang fragile, antara lain:
- Resiko Benturan: Barang mudah rusak jika terbentur selama proses pengangkutan.
- Guncangan Saat Transportasi: Guncangan di kendaraan bisa merusak bagian dalam barang seperti komponen elektronik.
- Penumpukan Barang: Dalam sistem logistik, barang bisa saja ditumpuk dengan paket lain yang lebih berat.
- Cuaca Ekstrem: Suhu panas atau kelembaban bisa mempengaruhi kondisi barang tertentu, terutama elektronik dan kosmetik.
- Label Fragile yang Tidak Terlihat Jelas: Adanya label ini berguna untuk memberitahu petugas bahwa perlakuan kepada paket perlu dilakukan dengan hati-hati. Jadi usahakan untuk menggunakan label yang besar dan terlihat jelas.
- Tidak Menggunakan Perlindungan Ekstra: Perlindungan ekstra ini bisa berupa penggunaan bubble wrap atau double box untuk memberikan perlindungan agar barang bisa sampai dengan aman.
Karena itu, diperlukan strategi khusus untuk mengemas dan mengirim barang-barang fragile agar selamat sampai ke penerima.
Baca juga:
Cara Kirim Barang Fragile yang Aman
Nah, ini bagian penting yang wajib kamu perhatikan. Cara kirim yang tepat akan sangat membantu melindungi barang fragile dari risiko kerusakan. Berikut langkah-langkahnya:
1. Gunakan Bubble Wrap Secara Menyeluruh
Lapisi seluruh permukaan barang dengan bubble wrap atau plastik gelembung udara. Fungsi utamanya adalah meredam guncangan dan benturan. Untuk barang yang sangat rapuh, sebaiknya lapisi 3 sampai 4 lapisan.
Baca juga: Tips Packing dengan Bubble Wrap agar Tidak Boros dan Boncos!
2. Pilih Box atau Kardus Berkualitas
Gunakan kardus yang tebal dan tidak mudah penyok. Sebisa mungkin, gunakan box dengan ukuran pas, jangan terlalu longgar atau terlalu sempit agar barang tidak tertekan oleh kardus.
3. Tambahkan Bahan Pengisi
Isi bagian kosong dalam kardus dengan bahan pelindung seperti:
- Kertas koran atau kertas kraft
- Styrofoam
- Potongan kardus
- Air pillow atau kantung udara
Tujuannya agar barang tidak bergerak bebas di dalam kardus selama pengiriman.
4. Menggunakan Double Box
Penggunaan double box ini bersifat opsional dan dapat menggunakan kardus yang ukurannya sedikit lebih besar dari kardus yang membungkus barang. Tetap pastikan kardus yang digunakan adalah kardus yang kokoh dan tidak memiliki penyok.
5. Segel Kardus dengan Rapi
Gunakan lakban kuat untuk menutup kardus secara menyeluruh, terutama di bagian bawah dan atas. Pastikan tidak ada celah terbuka yang membuat barang bisa terguncang keluar.
6. Menempelkan Label Fragile dengan Jelas
Pastikan saat sudah mengemas barang yang akan dikirim untuk menempelkan label fragile di area yang pasti terlihat oleh kurir. Dengan begitu kurir akan mengetahui bahwa barang tersebut perlu perlukan yang ekstra hati-hati. Kamu bisa memberikan label bertulisan “Fragile”, “Handle with Care”, dan “This Side Up”.
Baca juga: Arti Simbol Pada Kardus Packing, Siap Bantu Jaga Paketmu
7. Menggunakan Asuransi Pengiriman
Jika barang fragile yang akan dikirimkan bernilai tinggi, pertimbangkan untuk menggunakan layanan asuransi yang disediakan oleh jasa ekspedisi yang kamu gunakan. Dengan asuransi, kamu dapat mengurangi risiko akan hal-hal buruk yang bisa terjadi pada barang atau paket kamu.
Baca juga: Cara Cek Ongkir Termurah di Lion Parcel dan Manfaat Asuransi Paket
Begitu barang sampai dan kamu memang menggunakan asuransi, pastikan untuk menyimpan beberapa hal di bawah ini untuk berjaga-jaga:
- Formulir klaim pihak jasa pengiriman
- Bukti transaksi
- Bukti pengemasan (opsional)
- Bukti berupa foto atau video saat membuka paket
Kenapa? untuk berjaga-jaga seandainya barang atau paket yang kamu terima mengalami kerusakan, hal di atas ini akan memudahkan kamu dalam melakukan klaim ke pihak ekspedisi.
Baca juga: Mengenal Delivery Order dalam Pengiriman, Ternyata Beda dengan Resi!
8. Menggunakan Jasa Pengiriman Barang Seperti Lion Parcel
Sangat penting sekali untuk mempercayakan barang fragile kepada jasa pengiriman yang terpercaya, salah-salah nanti barang kamu yang dikirimkan bisa rusak. Pastikan jasa pengiriman barang terksebut memiliki reputasi yang baik dan menyediakan asuransi serta fitur canggih seperti cek resi dari Lion Parcel.
Lion Parcel juga menyediakan metode pembayaran yang fleksibel, seperti berikut:
COD Ongkir & Barang Lion Parcel
Dengan menggunakan layanan ini, kamu bisa membayar biaya ongkos kirim (ongkir) & harga barang secara tunai langsung saat paket sampai di tujuan. Kamu tidak perlu memikirkan resiko yang akan terjadi karena kamu bisa memastikan paketmu sampai terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran.
COD Ongkir Lion Parcel
COD (Cash on Delivery) ongkir merupakan layanan pembayaran terbaru dari Lion Parcel. Sekarang, kamu bisa membayar ongkos kirim saja secara tunai lho! Cocok banget nih untuk para seller sehingga ongkir bisa ditanggung pembeli dan terpisah dengan harga barang.
Selain itu, COD ongkir Lion Parcel bisa dibayar dengan QRIS. COD Ongkir berlaku untuk jenis pengiriman BOSSPACK, REGPACK, JAGOPACK, dan BIGPACK.
Jadi tunggu apalagi? Ayo kirim paket kamu sekarang dan percayakan kepada Lion Parcel karena Lion Parcel #BeraniDiandelin!