Istilah Lost and Found adalah hal yang umum di dalam dunia logistik, umumnya istilah ini biasanya terdengar di bandara atau terminal. Biasanya digunakan untuk menyebutkan tempat khusus bagi barang penumpang yang barangnya tertinggal atau hilang.
Sedikit berbeda dengan istilah yang berlaku di bandara atau terminal, istilah lost and found di dunia logistik bersangkutan dengan pelaku usaha terutama untuk mereka yang berjualan produk makanan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan Lost and Found, bagaimana prosesnya dalam dunia ekspedisi, dan kenapa seller makanan perlu lebih aware dengan isu ini. Jika kamu pelaku usaha makanan yang mengandalkan pengiriman sebagai bagian penting dari bisnismu, maka artikel ini penting untuk dibaca hingga akhir.
Apa Itu Lost and Found dalam Dunia Logistik?
Secara sederhana, Lost and Found adalah istilah yang digunakan ketika suatu barang kiriman hilang selama proses pengiriman dan kemudian ditemukan atau diklaim. Kehilangan ini bisa terjadi karena banyak faktor, seperti:
- Label pengiriman yang rusak atau hilang
- Kesalahan sortir di gudang ekspedisi
- Paket tertukar dengan paket lain
- Kurir salah mengantar ke alamat yang tidak tepat
- Barang tidak diambil oleh penerima dan akhirnya dikembalikan
Barang yang “hilang” biasanya akan masuk ke sistem pencatatan Lost and Found oleh pihak jasa ekspedisi, lalu disimpan sementara sambil menunggu proses pencarian data pemiliknya.
Jika tidak diklaim dalam waktu tertentu, tergantung kebijakan masing-masing jasa pengiriman, apakah barang tersebut bisa dikembalikan ke pengirim atau bahkan dimusnahkan.
Proses Lost and Found dari Sudut Pandang Jasa Ekspedisi
Ketika sebuah paket tidak sampai ke alamat tujuan, maka proses pertama yang terjadi adalah pelacakan berdasarkan resi. Jika dari sistem cek resi ditemukan bahwa status paket , maka akan dicek apakah paket:
- Hilang di perjalanan?
- Dikirim ke alamat yang salah?
- Tidak diambil oleh penerima?
- Rusak parah sehingga tidak bisa diidentifikasi?
Pihak ekspedisi seperti Lion Parcel biasanya memiliki tim khusus untuk menangani kasus ini. Paket akan disimpan di fasilitas gudang sementara sambil menunggu pihak pengirim atau penerima menghubungi customer service untuk mengklaim barang tersebut. Proses verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa barang memang milik si pelapor.
Kenapa Lost and Found Jadi Masalah Serius Bagi Seller Makanan?
Bagi seller makanan, terutama yang menjual produk ready to eat, makanan beku (frozen food), atau produk dengan masa simpan pendek, keterlambatan atau kehilangan barang bisa menimbulkan kerugian yang tidak kecil.
1. Produk Makanan Punya Umur Simpan Pendek
Misalnya kamu menjual rice bowl, dessert box, atau kue buatan rumahan, maka setiap jam keterlambatan bisa berpotensi menurunkan kualitas produk. Jika sampai hilang di jalur pengiriman, maka nilai jualnya sudah tidak bisa dikembalikan sama sekali.
2. Komplain Pelanggan Meningkat
Pelanggan yang tidak menerima barang dengan kondisi yang baik atau tidak menerima sama sekali akan langsung menghubungi seller. Jika seller tidak bisa memberi penjelasan memadai, reputasi toko bisa turun drastis.
3. Biaya Ganti Rugi Ditanggung Seller
Meskipun ada kebijakan asuransi dari jasa ekspedisi, sering kali seller harus bertanggung jawab langsung pada pembeli karena ingin menjaga kepuasan pelanggan. Ini bisa memotong margin keuntungan dan merugikan bisnis dalam jangka panjang.
Studi Kasus: Pengiriman Makanan Beku
Kamu adalah seorang seller UMKM yang menjual frozen food via marketplace dan melayani pengiriman instan. Pesanan kamu dalam sehari bisa mencapai 10 paket, dan pada saat itu kamu harus mengirimkan ke 3 kota yang berbeda menggunakan jasa pengiriman barang.
Salah satu paket ke Bandung tidak sampai, padahal berdasarkan sistem tracking, paket sudah keluar dari gudang sortir. Setelah dicek lebih lanjut, ternyata label pengiriman rusak dan paket tidak bisa dikenali. Barang akhirnya masuk ke sistem Lost and Found.
Sayangnya, karena produk kamu adalah makanan beku, saat ditemukan beberapa hari kemudian, kondisinya sudah tidak layak konsumsi.
Kejadian ini tidak hanya menyebabkan kamu kehilangan produk dan biaya kirim, tapi juga menimbulkan komplain dari pelanggan dan harus mengirim ulang pesanan dengan biaya pribadi.
Langkah Pencegahan dari Seller Makanan
Sebagai seller makanan, kamu bisa melakukan beberapa langkah berikut agar potensi barang masuk ke sistem Lost and Found bisa diminimalkan:
1. Pastikan Label Pengiriman Kuat dan Jelas
Kamu bisa menggunakan label cetak tahan air dan menempelkannya di dua sisi paket. Jika memungkinkan, kamu bisa memasukkan informasi pengirim dan penerima di dalam kemasan untuk berjaga-jaga.
2. Gunakan Kemasan Tambahan untuk Proteksi
Selain label tahan air, kamu bisa memanfaatkan kemasan tambahan untuk makanan basah. Misalnya dengan menggunakan kemasan food grade, styrofoam, atau ice gel untuk menjaga suhu di dalam kemasan.
3. Cantumkan Catatan “Makanan” atau “Perishable” di Paket
Ini membantu kurir dan tim sortir memperlakukan paket dengan hati-hati. Tambahkan label seperti “Jangan Dibalik” atau “Makanan”.
4. Tracking Paket Secara Berkala
Pantau pergerakan paket secara aktif, apalagi untuk pengiriman yang melibatkan makanan. Jika ada status yang mencurigakan (misal “sedang dikembalikan” atau “gagal antar”), segera hubungi CS jasa ekspedisi.
Perlu bantuan untuk hubungi costumer service Lion Parcel? Berikut caranya - Telepon sampai WhatsApp: Semua Cara Hubungi CS Lion Parcel
Peran Ekspedisi dalam Menangani Lost and Found
Jasa pengiriman yang andal seperti Lion Parcel memiliki SOP yang jelas dalam menangani Lost and Found. Paket yang ditemukan dalam keadaan baik akan segera diverifikasi dan dikembalikan sesuai data pengirim/penerima. Selain itu, Lion Parcel juga menyediakan:
- Sistem pelacakan real-time
- Customer service aktif
- Pengemasan tambahan melalui layanan VIPPACK untuk barang sensitif
Seller makanan sangat disarankan menggunakan layanan tambahan seperti VIPPACK untuk memastikan barang sampai dalam kondisi aman dan meminimalkan risiko hilang atau rusak.