Jika kamu sering berbelanja online, pasti sudah tidak asing lagi dengan pengembalian barang. Nah, proses ini ternyata termasuk dalam salah satu aspek dari reverse logistic. Tapi, apa sih reverse logistic itu?
Proses ini merujuk pada pergerakan barang dari konsumen kembali ke penjual, produsen, atau pusat pengolahan, entah itu dikembalikan, diperbaiki, atau bahkan daur ulang.
Hingga sekarang, reverse logistic jadi komponen sistem logistik yang terus berkembang, entah itu dalam sektor bisnis besar maupun UMKM. Bagi kamu yang ingin memahami lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan reverse logistic, contoh, manfaat, dan info lainnya, yuk simak artikel di bawah!
Apa Itu Reverse Logistic?
Reverse logistic adalah proses perpindahan barang dari konsumen kembali menuju produsen atau pusat pengolahan. Biasanya, prosedur ini melalui proses retur barang, perbaikan, daur ulang, atau bahkan pembuangan produk yang tak berguna lagi.
Prosedur ini umumnya mengikutsertakan beberapa tahapan, misalnya pengecekan keadaan barang, menentukan metode pengembalian, hingga mengelola kembali produk agar tetap memiliki nilai atau bisa diproses dengan lebih ramah lingkungan.
Sederhananya, prosedur ini hadir untuk mempersimpel alur pengembalian produk yang rusak atau tidak sesuai klaimnya, lalu berusaha mengurangi risiko kerugian bagi konsumen maupun penjual.
Contoh Reverse Logistic dalam Kehidupan Sehari-Hari
Nah, meskipun prosedur ini terdengar agak teknis dan ribet, tapi ini sebenarnya terjadi setiap hari dalam kehidupan kita lho, bukan hanya dalam dunia pengiriman paket. Beberapa contoh yang kerap ditemukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Retur Barang Belanja Online
Seringkali, kita membeli produk yang ukuran atau warnanya tidak sesuai setelah dicek. Akibatnya, kita perlu mengembalikannya ke penjual. Hal sesederhana ini ternyata sudah masuk reverse logistic yang kerap terjadi, terutama di platform belanja online.
2. Pengembalian Produk Elektronik Rusak
Kadang, produk elektronik yang kamu beli ternyata rusak atau tidak berfungsi sesuai klaim pabrikan. Jika sudah begitu, kamu boleh mengembalikannya ke produsen untuk perbaikan atau bahkan penggantian, tergantung hasil inspeksinya. Yap, proses ini juga termasuk dalam kategori reverse logistic!
3. Daur Ulang Kemasan dan Produk Bekas
Jika kamu perhatikan, sejumlah perusahaan yang peduli gerakan ramah lingkungan mulai mengadakan program daur ulang atas limbah produk mereka. Caranya dengan meminta konsumen untuk mengembalikan kemasan botol atau kardus kosong untuk daur ulang.
Ini merupakan contoh yang disukai, karena konsumen biasanya mendapatkan imbalan, seperti poin yang nantinya bisa ditukarkan.
Lihat postingan ini di Instagram
Manfaat Reverse Logistic
Reverse logistic bukan hanya menguntungkan bagi konsumen, tetapi juga untuk bisnis dan lingkungan, sehingga semua pihak senang. Setidaknya, ini keuntungan reverse logistic bagi masing-masing pihak:
1. Bagi Konsumen
Prosedur ini akan memberi kemudahan ketika melakukan retur barang apabila ada masalah, misalnya rusak atau ketidaksesuaian produknya dengan deskripsi. Karena sistem yang memberikan jaminan ini, penerima tidak akan merasa terlalu rugi ketika ada masalah pada paket.
2. Bagi Pelaku Bisnis
Prosedur pengembalian dapat membantu mengurangi biaya dengan memanfaatkan produk yang dikembalikan untuk perbaikan atau daur ulang.
Selain itu, prosedur ini juga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan yang merasa dihargai dengan proses pengembalian barang yang mudah dan cepat.
Baca juga: Cara Meningkatkan Penjualan Saat Tanggal Kembar, Simpel tapi Nendang!
3. Bagi Lingkungan
Sistem ini bisa menolong kita meminimalisir limbah yang berasal dari barang yang sudah tak berguna. Karena itulah, banyak yang menganggap sistem ini turut mendukung praktik bisnis yang lebih berkelanjutan serta ramah lingkungan.
Tantangan dalam Reverse Logistic
Meskipun banyak manfaatnya, reverse logistic juga punya tantangan yang cukup oleh mengganggu pelaku bisnis, yaitu:
1. Biaya Tambahan
Proses retur barang tentunya butuh biaya tambahan untuk mengirim paketnya, yang bisa membebani bisnis jika tidak dikelola dengan baik.
Selain biaya pengiriman ini, proses pengecekan kondisi dan pengolahan barang barang yang kembali tersebut pastinya juga butuh waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Karena itulah, bisnis wajib menyiapkan anggaran untuk menangani ini agar tidak mengurangi keuntungan secara signifikan.
2. Penanganan Barang Retur
Setiap barang yang kembali harus melalui proses pemilahan untuk menentukan bisa tidaknya untuk dijual kembali, perbaikan, atau harus dibuang. Proses ini butuh tenaga dan waktu tambahan.
Selain itu, barang yang rusak berat atau sudah kadaluarsa mungkin harus dibuang yang tentu saja menambah biaya.
Lalu, meskipun barangnya bisa diperbaiki atau dijual kembali, butuh pemrosesan yang tepat agar barang tersebut bisa kembali ke pasar dengan kondisi baik.
3. Sistem Logistik yang Kompleks
Proses pengembalian barang ini harus diintegrasikan dengan baik dalam sistem logistik yang sudah ada. Semuanya harus dilakukan secara efisien agar tidak mengganggu jalannya operasional perusahaan sekaligus bisa dikelola dengan tepat dan tepat.
Baca juga: Apa Itu Logistik? Ini Penjelasan Lengkap Mulai dari Fungsi hingga Jenis-jenisnya
Hal ini berpotensi jadi tantangan besar, khususnya bagi bisnis yang tidak punya sistem yang terintegrasi dengan baik.
Peran Jasa Ekspedisi dalam Reverse Logistic
Ternyata ekspedisi punya peran krusial untuk memastikan lancarnya proses reverse logistic ini. Sebab, ketepatan, keamanan, dan kecepatan pengembalian produk sangat dibutuhkan. Nah, setidaknya ada tiga peran dasar jasa ekspedisi dalam sistem ini, yaitu:
1. Menyediakan Layanan Penjemputan Barang Retur
Tidak semua konsumen bisa mengantar barang retur sendiri, terutama jika barang tersebut berat atau rusak. Nah, kehadiran jasa ekspedisi sebagai penyedia layanan penjemputan akan sangat membantu dalam aspek ini.
Dengan memanfaatkan layanan ini, kamu berpotensi menghemat waktu dan tenaga. Proses retur pun jadi lebih mudah, karena barang yang dikembalikan akan dijemput langsung dari lokasi penerima paket.
Baca juga: Mengenal Layanan Pick Up Paket: Solusi Praktis dalam Pengiriman Barang
2. Tracking Paket Pengiriman yang Transparan
Dengan adanya fitur tracking yang transparan, baik penjual maupun pembeli bisa memantau proses pengembalian barang secara real-time.
Proses ini sangat membantu untuk meningkatkan kepercayaan konsumen atau penerima paket, karena mereka bisa memastikan apakah barang mereka sampai ke tujuan dengan aman.
Selain itu, informasi ini juga penting untuk menjaga komunikasi antara penjual dan pembeli, untuk memastikan bahwa proses pengembalian berjalan sesuai rencana.
3. Pengemasan Ulang dan Penanganan Khusus
Jasa ekspedisi yang berpengalaman tahu bagaimana cara menangani barang yang dikembalikan, mulai dari pengemasan ulang hingga penanganan barang yang rapuh.
Penanganan khusus juga diperlukan untuk barang-barang yang memiliki risiko tinggi kerusakan atau barang elektronik yang memerlukan perhatian ekstra. Dengan begitu, risiko semakin rusak atau hancurnya paket dapat dikurangi.
Baca juga:
- Fulfillment: Proses di Balik Layar yang Menentukan Kepuasan Pelanggan
- Mengenal Strategi Cross Selling, Cara Cerdas Tambah Cuan Bisnismu
- Mengenal Ads untuk Bisnis, Strategi Raih Cuan dan Anti Boncos!
Kirim Barang Retur Lebih Mudah dengan Lion Parcel
Bagi kamu yang membutuhkan jasa pengiriman yang handal untuk mengirimkan barang retur, Lion Parcel bisa jadi pilihan terbaik. Dengan berbagai layanan Lion Parcel, pengembalian barang jadi lebih mudah dan cepat sesuai kebutuhan.
Ditambah lagi, jasa pengiriman Lion Parcel juga menyediakan fitur tracking real-time yang memudahkan kamu untuk memantau perjalanan paket. Lalu, dengan pengalaman profesional sebelumnya, jasa pengiriman Lion Parcel siap memastikan kembali barang berjalan dengan lancar, tanpa hambatan.
Nah, setelah tahu apa itu reverse logistic hingga adanya Lion Parcel sebagai rekomendasi jasa kirimnya, jangan ragu lagi untuk melakukan prosedur ini, ya. Yuk kirimkan paket kamu ke Lion Parcel terdekat!