Sebenarnya, Boleh Gak Sih Bikin Produk yang Mirip dengan Brand Lain?

Sebenarnya, Boleh Gak Sih Bikin Produk yang Mirip dengan Brand Lain?

Penulis
Danish Syahputra
Tanggal publish
29 September 2025

Kamu mungkin pernah kepikiran, saat ingin meluncurkan produk baru, ide yang muncul kok terasa mirip dengan produk brand yang sudah ada di pasaran. Pertanyaannya, bolehkah hal ini dilakukan? Apakah sah secara hukum, atau justru bisa menimbulkan masalah di kemudian hari?

 

Untuk itu, mari kita bahas secara lengkap alasan mengapa banyak seller membuat produk serupa, bagaimana aturan hukum mengaturnya, apa saja etika yang perlu dijaga, hingga strategi terbaik agar bisnis kamu tetap aman dan berkembang. Yuk, cek detailnya!

Mengapa Banyak Seller Membuat Produk Baru yang Mirip Brand Lain?

bolehkan buat produk baru mirip brand lain

Ada cukup banyak hal yang membuat para seller lebih suka membuat produk yang mirip dengan brand lain adalah:

  • Tren pasar dan permintaan konsumen: Produk yang sedang viral atau laris biasanya langsung menarik perhatian seller lain karena pasar dan permintaan konsumen sudah tercipta, sehingga peluang penjualan lebih tinggi.
  • Produk populer sering dijadikan inspirasi: Tidak jarang, brand besar menjadi panutan bagi brand lain. Inspirasi ini biasanya menjadikan seller berusaha untuk membuat versi lain yang lebih sederhana, murah, atau menyesuaikan kebutuhan segmen tertentu.
  • Pengurangan biaya riset dan promosi: Menciptakan sesuatu dari nol itu mahal, karena kamu harus melakukan riset kebutuhan konsumen, uji coba, sampai promosi awal. Dengan membuat produk yang mirip, seller bisa memangkas biaya-biaya ini.
  • Strategi Me Too Marketing: Strategi ini cukup populer, karena menghadirkan produk serupa agar bisa ikut bersaing dengan brand besar. Konsep ini membuat kamu tidak perlu meng-copy produk secara total, tapi cukup mirip sehingga konsumen merasa familiar.
  • Tantangan seller dalam menciptakan diferensiasi: Tidak semua seller punya tim riset dan inovasi, sehingga meniru brand lain dianggap lebih cepat untuk masuk pasar, meski konsekuensinya produk jadi kurang orisinal.

Aspek Legal: Boleh atau Tidak Membuat Produk Mirip Brand Lain?

aspek legal dalam membuat produk baru mirip brand lain

 

Nah, ini bagian penting yang sering diabaikan, padahal mendatangkan sengketa. Beberapa hal atau aspek legal yang perlu kamu perhatikan adalah:

1. Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Di Indonesia, perlindungan hukum terhadap merek diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. 

 

Hak Kekayaan Intelektual ini mencakup masalah paten, merek dagang, serta desain industri. Jika kamu meniru merek atau desain yang sudah terdaftar, otomatis ini dianggap sebagai pelanggaran hukum.

 

Karena sudah melanggar hukum, risikonya juga serius, yaitu gugatan ganti rugi, pembatalan merek, sampai sanksi pidana. Jadi, pastikan kamu memahami aturan ini sebelum meluncurkan produk baru. 

2. Perbedaan Terinspirasi vs. Menjiplak

Kadang kita kesulitan membedakan produk yang terinspirasi atau benar-benar menjiplak, sehingga kerap mendatangkan perdebatan. Nah, kita perlu  membedakan dua hal tersebut lebih dulu:

  • Produk terinspirasi masih ada unsur inovasinya, sehingga tidak benar-benar menirunya,. Contohnya adalah bentuknya yang mirip tapi punya fitur berbeda, atau kemasannya berbeda dengan tambahan keunikan tersendiri.
  • Produk menjiplak cenderung sama persis, baik dari segi nama, logo, maupun visualnya secara keseluruhan. Nah, ini yang rawan mendatangkan masalah hukum dan bisa menimbulkan kebingungan konsumen.

Dengan paham kedua aspek legal ini, maka kamu bisa lebih berhati-hati dalam membuat produk baru, meskipun inspirasinya dari brand lain.

Etika dalam Membuat Produk Baru

etika dalam membuat produk baru

 

Selain soal hukum, ada juga etika yang harus kamu jaga selama melakukan pengembangan produk baru. Ya, persaingan bisnis sebaiknya tetap sehat dan saling menghormati, sehingga ekosistem bisnis tetap terjaga. Ini etikanya:

  • Menjaga orisinalitas sebagai nilai bisnis: Orisinalitas akan meningkatkan kredibilitas brand kamu, karena konsumen lebih menghargai produk yang punya keunikan tersendiri.
  • Menghargai usaha brand lain: Brand besar mengeluarkan biaya besar untuk riset dan promosi, sehingga jika kamu hanya menjiplak, kesannya kurang fair, kan?
  • Memberikan keunikan yang berbeda bagi konsumen: Kamu bisa menghadirkan fitur, varian, atau desain baru agar konsumen merasakan pengalaman berbeda.
  • Tidak menjiplak total: Hindari menyalin logo, desain utama, atau tagline dari kompetitor. Jadi, produk kamu boleh terinspirasi, tapi harus punya identitas sendiri, ya.
  • Hindari kebingungan konsumen: Jangan sampai kemasan atau merek yang kamu buat terlalu mirip, sampai-sampai orang salah mengira produkmu sebagai produk lain.
  • Hormati hak kekayaan intelektual: Pastikan tidak melanggar merek dagang, hak cipta, atau desain yang sudah terdaftar.
  • Persaingan sehat: Gunakanlah brand lain hanya sebagai inspirasi awal, lalu lakukan pengembangan produk dengan sentuhan inovasi bisa kamu lakukan.
 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Lion Parcel (@lionparcelid)

Strategi Seller Jika Ingin Membuat Produk Baru yang Mirip

strategi membuat produk baru

 

Jika tetap ingin membuat produk yang terinspirasi dari brand lain, ada strategi yang bisa membantu agar produk kamu tetap aman sekaligus menarik konsumen, yaitu:

1. Tambahkan Diferensiasi

Berikan nilai lebih pada produkmu, sehingga ada alasan yang membuat orang tertarik membelinya. Misalnya kamu menyediakan bahkan yang lebih berkualitas, ada fitur tambahan, atau ukuran yang berbeda.

2. Fokus pada Branding

Ciptakan identitas brand yang kuat dengan nama, logo, dan cerita brand yang unik. Branding yang solid ini bisa membuat konsumen loyal meskipun produkmu mirip dengan yang lain.

3. Target Pasar Spesifik

Cari ceruk pasar yang belum pernah disentuh oleh brand besar, seperti fokus pada segmen anak muda, pengguna ramah lingkungan, atau produk premium.

4. Gunakan Packaging Unik

Kemasan bisa jadi pembeda yang kuat antara produkmu dengan yang lain. Melalui desain menarik dan berbeda ini, maka konsumen akan lebih mudah mengenali produkmu.

5. Terus Berinovasi

Tambahkanlah fitur baru, varian rasa, warna, atau teknologi agar produk kamu selalu relevan. Ya, inovasi adalah kunci agar produkmu tidak hanya jadi follower.

6. Bangun Loyalitas Pelanggan

Pelayanan yang ramah, cepat tanggap, dan program loyalitas bisa membuat konsumen kamu betah. Sebab, loyalitas pelanggan dianggap lebih kuat efeknya daripada persaingan harga.

Pentingnya Pengiriman dalam Bisnis Produk Baru

Ketika kamu sudah berhasil menghadirkan produk baru dengan diferensiasi yang jelas, langkah berikutnya adalah memastikan produk bisa sampai ke tangan konsumen dengan aman.  Nah, di sinilah peran pengiriman sangat krusial.

 

Pengiriman yang cepat dan aman ini akan meningkatkan kepuasan pelanggan kamu, sekaligus menjaga reputasi brand. Kamu tentu tidak mau, kan, produkmu tiba dalam keadaan rusak?

 

Nah, untuk urusan ini kamu bisa mengandalkan jasa pengiriman Lion Parcel. Sebab, jasa kirim ini sudah terbukti aman dan menjangkau seluruh Indonesia. Jadi, apa pun produkmu, proses kirim paket ke konsumen akan lebih praktis dan terjamin.

 

Bahkan, dengan adanya opsi pickup, kamu tidak perlu datang ke Lion Parcel terdekat, untuk mengantarkan paket. Tidak hanya itu, Lion Parcel juga menyediakan banyak keunggulan yang membuat pengiriman paketmu makin lancar!

 

Jadi, jika kamu sedang serius mengembangkan usaha dan ingin lebih fokus pada pengembangan produk baru, serahkan saja urusan logistik ke ahlinya, Lion Parcel Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang dalam membangun strategi bisnis tanpa terbebani oleh pengiriman. Yuk, buat produk baru kamu sekarang!

 

#strategibisnis
Mau kirim paket tapi males keluar rumah?
Cobain Pick-up sekarang!
logo-btn.png
Kirim sekarang

Lihat promo spesial!

logo-btn.png
Semua promo