3 Tantangan Industri Ritel Tahun 2025 & Solusi Cerdas Mengatasinya

3 Tantangan Industri Ritel Tahun 2025 & Solusi Cerdas Mengatasinya

Penulis
Rizki Astuti
Tanggal publish
17 Januari 2025

Dengan berkembangnya inovasi dalam teknologi, perilaku konsumen pun mengalami perubahan dan perkembangan. Mau tak mau industri ritel juga harus agile dengan perubahan ini.  Lantas, apa saja tantangan industri ritel tahun 2025 yang harus dihadapi para peritel di seluruh dunia?

 

Dengan memahami apa saja tantangan industri ritel yang mungkin terjadi di xtahun ini, kamu bisa menyusun strategi tepat untuk menanggulanginya. Yuk, simak penjelasannya!

Tantangan Industri Ritel di Tahun 2025

 tantangan industri ritel tahun 2025

Secara umum ada tiga hal yang menjadi tantangan bisnis ritel secara global pada tahun 2025 ini, yaitu:

1. Perubahan Perilaku Konsumen

Perubahan perilaku konsumen kerap terjadi dalam dunia ritel, baik itu karena pergeseran tren maupun inovasi teknologi. Agar bisa terus relevan dan bertahan, para pelaku bisnis ini pun dituntut agar bisa cepat. Apalagi perubahan perilaku belanja konsumen saat ini cukup cepat, membuat tekanan pasar global dan di dalam negeri juga meningkat.

 

Ada dua hal yang menjadi alasan krusial perubahan ini, antara lain:

Shifting ke E-commerce

Sekarang, semakin banyak konsumen beralih ke platform online untuk berbelanja, karena bisa lebih cepat, efisien, bahkan terjangkau. Bahkan, data menunjukkan bahwa nilai pasar e-commerce global diproyeksikan mencapai 7,4 triliun dolar AS pada 2025.[1] Hal ini memperkuat anggapan bahwa pertumbuhan di platform online akan sangat signifikan di tahun ini.

 

Karena itulah, tren ini pun akhirnya memaksa pelaku ritel agar ikut meningkatkan kehadiran digital mereka untuk tetap bisa mempertahankan konsumen.

Tuntutan Layanan Cepat dan Transparan

Pelanggan pada era modern sekarang menginginkan proses pengiriman yang lebih cepat dan transparan, misalnya meminta bisnis atau jasa pengiriman menyediakan fitur tracking paket. Hal ini pun akhirnya memberikan tekanan tambahan bagi bisnis untuk menyediakan layanan yang memenuhi ekspektasi konsumennya.

2. Tekanan Teknologi dan Automasi

Seperti pembahasan di pembuka, perubahan teknologi ternyata ikut menjadi tantangan bagi dunia ritel. Untuk bisa ikut ke dalam tren, ritel harus mau berinvestasi dalam kedua hal ini.

 

Namun, penerapan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan analitik Big Data membutuhkan investasi besar dan keterampilan khusus. Alhasil transformasi digital dalam ritel harus dilakukan.

 

Namun.banyak bisnis ritel skala kecil hingga menengah harus menghadapi kendala dalam mengadopsi teknologi ini secara efektif, karena sumber daya manusia dan finansial yang kuran.

 

Lalu, kompetisi dengan bisnis berbasis teknologi pun tidak dapat dielakkan, misalnya Shopee, Tokopedia, BliBli, dan berbagai platform lainnya, di mana mereka menawarkan pengalaman pelanggan yang canggih dan personalisasi berbasis data.

 

Ini membuat bisnis ritel tradisional perlu menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi untuk bersaing dengan “pemain-pemain besar” tersebut.

3. Masalah Logistik dan Pengelolaan Rantai Pasok

tantangan industri ritel tahun 2025

 

Permintaan pengiriman cepat sering kali terganggu oleh keterbatasan jasa pengiriman di daerah tertentu, khususnya di Indonesia. Hal ini pun membuat ketidakpuasan konsumen meningkat.

 

Belum lagi dengan fluktuasi ekonomi global dan nasional juga memengaruhi stabilitas rantai pasok. Akibatnya, biaya operasional bisnis ritel terus membengkak.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan

Meskipun terkesan menakutkan, namun tantangan-tantangan di atas bisa kamu hadapi dengan menggunakan tiga solusi ini:

1.  Beradaptasi dengan Perubahan Konsumen

Pertama, bangunlah kehadiran digital yang kuat, seperti membuat toko online yang dapat meningkatkan pengalaman pengguna. 

 

Kedua, tawarkanlah transparansi selama pengiriman paket, baik kirim paket terdekat atau jauh sekalipun. Caranya, kamu bisa bekerja sama dengan jasa pengiriman yang mempunyai fitur tracking, sehingga memudahkan konsumen memantau paket mereka.

 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Lion Parcel (@lionparcelid)

2. Investasi pada Teknologi dan SDM

Di 2025 ini berinvestasi pada teknologi dan SDM akan mendatangkan keuntungan untuk bisnis kamu. Untuk membuat operasional usaha lebih efisien, cobalah menggunakan beberapa teknologi, misalnya chatbots, sistem automasi gudang, dan analitik data.

 

Jangan lupa, karyawan pun harus bisa mengikuti perkembangan tren dan teknologi. Untuk membekali mereka, kamu bisa memberikan pelatihan yang diperlukan bagi semua karyawan.

3. Optimalisasi Logistik dan Rantai Pasok

Mulailah melakukan optimasi pada aspek ini melalui kerja sama dengan jasa pengiriman tepercaya, seperti Lion Parcel. Dengan pengalaman dan kualitas yang baik, berbagai ekspektasi konsumen kamu bisa terpenuhi.

 

Lalu, lakukan juga diversifikasi rantai pasok dengan mencari pemasok alternatif dan membangun stok keamanan untuk menghindari efek ketika ada gangguan pada rantai pasok.

Kirim dan Lacak Paket dengan Lion Parcel

Nah, untuk melengkapi strategi bisnismu di tahun 2025 ini, pastikanlah bekerja sama dengan Lion Parcel sebagai jasa pengiriman ke konsumen. Kamu bisa mengantar paket ke agen ataupun meminta kurir menjemput ke gudang atau kantor, sehingga pengiriman lebih efisien.

 

Tidak hanya itu, fitur tracking Lion Parcel pun mampu menghadapi tantangan industri ritel tahun 2025 dari segi pengiriman, sehingga memudahkan konsumen memantau perjalanan paket mereka. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kerja sama dengan Lion Parcel!

 

#idebisnis #bisnisgrosir #MitraPOS
Mau kirim paket tapi males keluar rumah?
Cobain Pick-up sekarang!
logo-btn.png
Kirim sekarang

Lihat promo spesial!

logo-btn.png
Semua promo